Posts

Showing posts from November, 2016

tertipu #hdsb (5)

Image
"Duh.. apaan lagi ni anak," ucap ku dalam hati, sambil menggaruk-garukkan kepala sebagai isyaratnya. Tidak biasanya dia seperti ini, banyak sekali kalimat-kalimat yang keluar dari mulutnya, jikalau saja kata-kata itu mudah untuk aku pahami, mungkin akan terasa agak lebih baik. "Lo cuma punya kopi satu aja?"  tanya nya. "Oh iya, aduh.. maaf gue lupa, sebentar ya," Akupun beranjak dari kursi reot itu dan buru-buru pergi ke dapur karena tidak enak hati sudah membiarkan tamu ku tidak dijamu. Setelah masuk ke dapur terlihat kopi masih berada di tempatnya dalam toples kecil yang biasa untuk menaruh bumbu-bumbu dapur. Disekitarnya terdapat beberapa toples yang isinya beragam, ada garam, gula, penyedap rasa, dan lada bubuk, juga dengan ukuran dan bentuk toples yang sama. Segera aku masukkan beberapa sendok kopi bubuk kedalam gelas, lalu membuka toples di sebelahnya bermaksud untuk mengambil gula, beruntung aku, setelah sendok itu t...

mendung tak selalu kelabu #hdsb (4)

Image
Dia masih saja acuh terhadap apa yang baru saja aku katakan, namun walau begitu, aku masih menganggap sepertinya dia mampu membaca apa yang aku pikirkan. Sore itu angin bertiup sangat lembut, dengan cuaca yang sedikit mendung yang bahkan saat itu mentari tak dibiarkan mengintip walau sesaat. Burung-burung terbang rendah berkelompok, aku tak tahu burung apa itu, namun yang ku tahu di sudut lain terlihat dua burung yang lebih besar terbang berputar entah memperhatikan apa, mungkin calon mangsanya. Karena tidak mungkin mereka berputar-putar karena kurang kerjaan. "Terus apa yang seharusnya gue lakuin?" "Hah?" sergahnya, "Mungkin hati gue resah, mungkin gue suka memikirkan banyak hal, baik hal yang penting atau hal-hal yang bahkan gak berguna. Tapi bagaimana kalau itu memang sifat gue, karakter gue?" tanya ku memperjelas. "Jangan dibiasain suka mempertahankan sesuatu yang kurang baik ah.." jawabnya santai. K...

tamu tak diundang #hdsb (3)

Image
Aku masih sedikit termangu dalam lamunan ku, tak terkira sahabatku itu berkata sedemikian dalamnya. Dari tampak luar tak ada sedikitpun yang seolah dapat dibanggakan, pakaiannya yang tak rapi, rambutnya yang seringkali tak disisir, sikapnya yang tak jarang slenge'an, sungguh sangat tak mencerminkan. Memang tak sering kata-kata seperti itu terlontar dari mulutnya, yang ku tahu memang dia lumayan kritis, namun lebih banyak diam, apalagi jika sudah ditemani secangkir kopi hitam, dia bisa berdiam diri hingga tak menghiraukan sekitarnya untuk beberapa lama, bahkan akupun tak tahu apa yang dipikirkannya jika sudah seperti itu. "satu masalah kelar, malah bikin masalah baru" ucapnya sambil menyesap sisa kopi yang masih bisa aku selamatkan tadi. Aku tersadar dari lamunan, kulihat dia sedang menoleh kearah lain tampak tak menghiraukan keadaan ku. "Maksudnya?" tanya ku heran. "Tadi kayaknya lo udah sumringah, barusan udah...

pemecah keheningan #hdsb (2)

Image
"Prak"  seseorang memukul meja dihadapku, menghentikan jari yang sedari tadi memutar-mutarkan cangkir, hingga melepasnya dan hampir membuatnya jatuh terguling. Beruntung respon ku cukup cepat, meski terlihat sebagian airnya memercik hingga ke beberapa sudut meja, namun tidak sampai menumpahkan seluruh isinya. Badannya membungkuk, dengan tatapan mata yang tajam dia menatapku, kejadian itu berlalu beberapa detik, hingga akhirnya senyuman lebar dan pekikan tawa terlontar dari mulutnya. Aku menghela nafas panjang, dan menundukkan kepala sambil sesekali menggelengkannya, sebuah senyum kecil tersimpul di wajahku, dia adalah sahabatku. "Gak ada yang perlu untuk dihawatirkan secara berlebihan di dunia ini, selama lo percaya dengan takdir dan cara kerja Tuhan," Sontak kepalaku mendongak dan langsung menatap wajahnya, dahi ku mengkerut. Aku masih tak percaya kata-kata itu terucap dari mulutnya. Dia melangkah maju dan duduk tepat dihadapk...

gelisah #hdsb (1)

Image
" Rasanya ada yang mengganjal, Tak biasa ku sesap kopi sehambar ini, Bukan rasanya yang tak manis atau terlalu pahit, Sepertinya lidahku yang seolah mati rasa, Lalu kucoba sandarkan tubuhku Di bangku kayu yang beberapa penyangganya mulai reot, Ku tarik nafas dalam-dalam, Sambil mencoba resapi semilir angin yang mengelus di wajah, Namun tak jua ku rasakan ketenangan, Ada gejolak dalam batin ini, Yang belum ku tahu apa atau bagaimana, Ku pandang secangkir kopi dihadapku, Sambil sesekali memutarnya ke kiri dan ke kanan, Kulakukan berulang, dan berulang, Sambil memikirkan apa yang sesungguhnya tengah aku rasa, " #harus datang sebelum berlalu

Tidakkah Cukup?

Image
" Cukup, Tidakkah cukup yang terjadi di timur tengah? Tidakkah cukup nafsumu kau turuti? Bangunan yang hancur, Kota-kota yang musnah, Ditinggalkan penduduknya yang ketakutan, Tidakkah cukup? Mayat-mayat bergelimpangan, Laki-laki, perempuan, orang tua hingga anak-anak, Yang bahkan sebagian besar mereka tidak tahu mengapa mereka dibantai, Tidakkah cukup? Kau usik ketenangan dan kedamaian, Kau adu domba orang-orang yang sebelumnya saling toleransi, Saling memahami dalam keyakinan berketuhanan, Kini kau juga ingin mengusik kami, Kau buat fitnah agar kami saling curiga, Kau adu domba agar kami saling menyakiti, Dengan aktor-aktor papan atas mu, Yang dengan kepiawaiannya mereka ada diantara kami tanpa kami sadari, Sementara kau duduk tenang menonton sambil mengantongi tanganmu yang kau anggap bersih, Kau ingin kecintaan kami kepada Tuhan menjadi bumerang bagi kami? Sungguh, Dia lebih tahu jauh melebihi yang engkau perkir...