Posts

Showing posts from March, 2016

Ketika Media Dikangkangi

Kehadiran mu harusnya mendukung ku, Menjadi penyambung lidah, mata, dan gerak, Bahkan menjadi sahabat dekat ku, Hadirmu harusnya mendekatkan jarak, Menjadi pendobrak, Jembatan penerobos dunia yang congkak, Jujur, Adil, Kuat, Berani, Tangguh, Amanah, Kau pernah menjadi mutiara diantara lumpur-lumpur keputus asaan, Pengobar semangat pencari kebenaran, Seharusnya kau menjadi sahabat ku, Sahabat dekat ku. Aku yang perduli kepadamu hanya ingin menyampaikan sedikit kegelisahan dihati ini, Jangan kau goyah, goyah oleh Rupiah, Atau menjadi budak dari para pesulap dunia, Ketika kau berbicara soal politik maka sampaikanlah, Namun kau jangan ikut berpolitik, Ketika kau bicara soal perang maka sampaikanlah, Namun kau jangan ikut berperang, Begitu juga dengan cacian, hujatan, Atau teori-teori pemutar balikan fakta, Atau dongeng-dongeng pemuja penguasa, Aku sahabatmu, maka sampaikanlah kebaikan kepadaku, Apabila rupiah lebih berharga bagimu, Maka kau bisa berganti haluan, Ka...

Aku Rasakan Rindu Dari Sana

Beberapa hari ini aku disuguhkan dengan beberapa kematian, kegiatan yang sudah seminggu lebih aku jalani pun ternyata mengantarkanku lebih dekat dengan proses akhir dalam mengantar kematian. Hingga tadi, setelah membersihkan sisa-sisa tanah pada tubuhku, aku melihat wajahku dicermin, aku tersenyum, disana tampak wajahku seperti apa yang kami kuburkan tadi sore. Entah mengapa itu yang terbersit dibenak ku. Entahlah.. Semakin sering melihat kematian, rasa takutku semakin menciut. Andai saja tak ada surga atau neraka, mungkin kapanpun aku siap untuk mati. Hmh.. Lucunya, saat menatap lubang seluas kurang lebih 2m x 80cm tadi, aku merasakan kehangatan disana, ingin rasanya aku membaringkan tubuhku di lubang dalamnya yang biasa mereka sebut lubang landak, lalu memejamkan mata untuk beberapa saat. Di komplek rumah terakhir itu, terbaring juga kedua kakek dan nenek ku, serta beberapa kerabat lain, hati ku merasa bahwa ada kerinduan dibalik nisan-nisan itu, ya.. Aku merasa mereka merindukan...

Kenapa Banyak Muda Mudi Yang Belum Menikah? Mengapa Jones Semakin Banyak?

Assalammualaikum.. Apa kabar pemirsah.. Semoga sehat selalu, dan selalu dalam lindungan Nya. Amin. Sadar ga kalo belakangan ini rumah kita tuh mulai didatengin sama undangan pernikahan beberapa kawan kita, khususnya buat para kawan-kawan yang lahir di tahun 91-93'an (untuk di tahun 2016 ini)? Buat yang masih jomblo, Ngenes ga sih? (hehe..be canda) Kesiapan mental, usia, dan kematangan niat yang cukup memang mengharuskan seseorang untuk segera meninggalkan masa lajangnya menuju ke jenjang pernikahan. Beberapa faktor mungkin jadi penghambat, seperti masalah pekerjaan, belum siapnya mental, dan yang pasti pasangannya itu sendiri. Nah, bagi kawan-kawan (laki-laki khususnya), salah satu penghambat yang menjadi masalah klasik untuk menikah adalah pekerjaan. Walau kita sama-sama tahu bahwa justru dengan menikah maka pintu rejeki kita malah semakin terbuka dari segala arah. Namun keterbatasan ilmu dan keyakinan yang kita miliki menjadikan masalah 'pekerjaan' ini menjadi be...

Sampah Nostalgia

Tak bisa dibilang tidak, Aku rasakan kehilangan, Tak bisa dibilang tidak, Aku merindukan, Saat tangan mu tak lagi ku genggam, Bayang mu pun ikut beranjak, Menghilang bersama sunyi sepi, Jauh pergi. Tak bisa dibilang tidak, Aku kecewa, Tak bisa dibilang tidak, Angan ku hancur, Tercerai berkeping-keping, Menggores ulu hati, Menyayat nadi kehidupan, Bangunkan aku dari indahnya mimpi, Aku lemah.. Aku jatuh, Aku tertatih untuk melangkah, Tak mampu beranjak, Kaki ku luka, Tangan ku luka, Tergolek dalam kepingan sampah nostalgia,

Mawar Ku,

Kutemukan engkau, Sang mawar yang bersembunyi dibalik rerimbunan, Dengan kelopak yang sedikit lusuh, Terberai kerasnya alam, Kau ku gali, ku angkat perlahan, Tersayat hati saat ku ketahui satu tangkai mu telah patah, Namun kau tetap bertahan, Teguh menumbuhkan pucuk-pucuk baru keindahan, Aku terkagum, Aku bungkam, Hari ke hari ku perhatikan engkau, Terus tumbuh, rimbun berkembang, Aku malu menatapmu, Namun kau malah semakin menebarkan semerbak aroma wewangian, Ku lihat bekas luka di tangkai itu semakin menghilang, Hatiku takjub dibuatnya, Untungnya kau tak tahu, Bahwa aku mengagumimu dalam diam, Hanya menatap, Atau sesekali menyapa dalam kejauhan.. Lucunya, meski ku tak tahu apakah kau mengerti, Aku tetap melakukannya berulang, Engkau sang mawar, Mawar yang mengagumkan, Kini ku yakin lukamu telah seutuhnya sembuh, Pucuk-pucuk daun tumbuh semakin rimbun, Kelopak-kelopak itu bermekaran begitu indahnya, Maka kini aku mengerti, Kau sudah tak layak lagi tumbuh di...

Selamat Hari Perempuan

Image
Hari ini, setiap kepala kembali mengingat, Hari ini, seluruh adam kembali bergetar, Engkau yang selama ini dianggap lemah, Dikesampingkan oleh ego sang keraskepala, Ditindas oleh ambisi kekuasaan, Diremukkan dengan cercaan yang bertubi-tubi, Tiada henti, membungkam perasaan Hari ini, dunia tersadar, Bahwa selama ini engkau menangis dalam diam, Dunia tersadar, Perih yang engkau terima sudah tak lagi tertahankan, Engkau berontak, Bersatu bagai gerombolan semut yang penuh emosi, Menuntut hak-hak dan keadilan, kesetaraan, Kau terobos kawat-kawat berduri, Kau robohkan dinding-dinding tirani, Menyadarkan dunia yang mati suri, Engkau wanita, Kau perasa, Dunia perlu sadar, Tak perlu cambukan agar kau melakukan hal yang seharusnya, Tak perlu pukulan untuk mengetahui sekuat apa dirimu, Tak perlu, sungguh tak perlu, Bahkan kini tak perlu kau membuktikan apapun, Emansipasi sesungguhnya hanyalah wacana, Yang bisa ditunggangi siapa saj...

Walau Bagaimanapun Dia Hanya Anak-Anak.

Image
"Brakk," pintu itu dibantingnya kencang-kencang,  disudut ruang tampak seorang anak kecil yang sedang mengumpat, wajahnya memucat, badannya gemetar dipenuhi keringat. "Cari, cari," ucap seseorang bertubuh tegap dengan rompi, boots dan senapan. Dibelakangnya tengah bersiap beberapa orang yang tampak serupa, menyusuri ruang-ruang kamar yang dindingnya separuh runtuh oleh serangan bom tadi malam. Sang anak yang semakin menyembunyikan diri lekas menutup rapat-rapat mulutnya, menahan teriakan dari kecamuk ketakutan didalam batin, tak terasa air mata menetes di pipi sebelah kirinya. Perlahan terdengar suara langkah kaki serdadu-serdadu menghancurkan segala apa yang tersisa. Semakin lama semakin mendekat. Debar jantung anak itu semakin menderu kencang, mengalihkan kebisingan letupan-letupan peluru yang berterbangan. Dia semakin menyembunyikan dirinya yang hanya terhalang oleh puing tembok yang terbelah, dimana sebelumnya di tembok itu tergambar...

Ah,

Aku masih disini, Hanya mampu menatap dalam kejauhan, Dibalik semak belukar keterbatasan, Diantara reruntuhan kepedulian, Aku masih disini, Melihatmu menangis dan tersenyum, Menertawakan rona kecurangan dunia, Meratap karena keterbatasan sifat manusia mu, Aku masih disini, Menyaksikan darahmu tertumpah, Menyaksikan mimpi-mimpimu tertahan, Harapan dan kebahagiaan yang terkurung asap-asap ledakan, Aku masih disini, Namun kau tetap bertahan, Berdiri kokoh dalam keyakinan, Tak gentar hadapi senapan, Aku masih disini, Dan aku hanya diam disini,

Cewek Matre Itu Gak Ada, Nih Baca!

Image
Morningg.... Ceile.. Bahasa abang kaya orang gedongan ya, haha (tukang cimol sok pake bahasa Inggris). Abang baru sampe di tempat mangkal baru ni, bosen di kampung sekali-kali ke kote. Suasana kota emang padet banget ya, orang-orang kayak pada di jaringin di satu kolem gitu istilahnya, pada ngumbuk haha. Tapi walaupun banyak kaga pada saling negor abang perhatiin, pada sariawan apa ya? Nah, cuma ada satu ni yang menarik perhatian abang, wanita-wanitanya (maklum lelaki). Wanita-wanita jaman sekarang pada cakep-cakep ya, mulus kaya jalanan ibukota beda sama di kampung, belom lagi aksesorisnya, gelang, kalung, jam, tas, anting, baju-bajunya, wah.. Kayaknya branded semua itu. Nah ini yang miris, perempuan yang kayak begitu itu sering diartiin sebagai perempuan MATRE! Apakah ini benar? Ataukah mitos? (hahaha) Menurut kacamata abang ni, penampilan yang glamor itu ngga menunjukkan bahwa seorang wanita itu matre, meskipun untuk menunjang semua itu membutuhkan biaya yang kira-kira cukup ...

Beruntungnya kau,

Beruntungnya engkau perempuan, Tak perlu merasa sulit untuk dekat dengan seorang ibu, Kapanpun dan dimanapun kau merasa resah, Saat itu juga dengan mudah kau dapat berbagi dengannya, Kau dapat memeluknya dengan erat, Dapat menciumnya sesuka hati mu, Dapat bercanda, tertawa, Berbagi asa hingga buliran airmata menetes berdua, Berbeda dengan ku, Untuk mengungkapkan kata 'aku menyayangimu' saja Lidahku puilu, Tubuhku membeku, Apalagi untuk memeluk atau menciumnya, Aku tak mampu melakukannya, Karena setiap kali aku berusaha, Kepalaku lantas dijejali dengan cercaan ego yg melemahkan ku, Aku hanya mampu memeluknya dalam sunyi, Dalam bayang bayang dikala dia terlelap, Dalam tatapan saat matanya terpejam oleh lelahnya hari, Tanpa mampu untuk mengungkapkan,